Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam adalah sosok suami yang paling mesra terhadap istri-istrinya.
Demikian pula ia memerintahkan umatnya khususnya para suami agar
senantiasa menyayangi dan berlaku baik kepada ahlu keluarga khsususnya kepada
istrinya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Yang terbaik di antara
kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga/istrinya. Dan saya adalah orang
yang paling baik terhadap istri/keluargaku.” (HR Tirmidzi).
Berikut ini kami
nukilkan beberapa riwayat dari hadits-hadits Nabawi yang akan menjadi tips bagi
kita para suami agar bisa memperlakukan pasangan kita dengan baik sehingga
keutuhan rumah tangga senantiasa terjaga dalam ridhaNya.
1.
Membukakan pintu untuk
istri, baik di kendaraan, rumah dan lainnya
Dari Anas radhiyallahu
'anhu , dia berkata: “Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku
lihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyediakan tempat duduk yang empuk
dari kain di belakang unta beliau untuk Shafiyyah (istri beliau). Kemudian
beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan kemudian
Shafiyyah naik dengan meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa
menaiki unta tersebut.” (HR Bukhari)
Subhanallah, dari
riwayat diatas kita bisa ketahui bagaimana perlakuan Rasulullah kepada
istrinya. Beliau memperlakukan istrinya bak seorang putri raja. Di zaman
sekarang, Istilah yang cukup akrab di telinga kita “Ladies First” ternyata
sudah dilakukan Rasulullah sejak berabad-abad yang lalu, disaat kebudayaan lain
di dunia saat itu menganggap wanita sebagai makhluk hina, bahkan diragukan
statusnya sebagai “manusia”.
Pemandangan
seperti ini memberikan kesan begitu mendalam yang menunjukkan ketawadhu’an
beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam selaku pemimpin yang berjaya dan seorang
Nabi yang diutus- memberikan teladan kepada umatnya bahwa bersikap tawadhu’
kepada istri, mempersilakan lutut beliau sebagai tumpuan, membantu pekerjaan
rumah, membahagiakan istri, sama sekali tidak mengurangi derajat dan kedudukan
beliau.
2.
Sering Mencium Istri
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam adalah sosok suami yang sangat romantis. Sungguh hal yang
romantis dan bisa menimbulkan rasa kasih sayang jika kita bisa membiasakan
mencium istri/suami ketika hendak bepergian atau baru pulang.
Nabi sering mencium Aisyah dan itu tidak
membatalkan puasa. Dari ‘Aisyah ra, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
biasa mencium istrinya setelah wudhu’, kemudian beliau shalat dan tidak
mengulangi wudhu’nya.” (HR ‘Abdurrazaq)
3.
Makan sepiring berdua
Dari Aisyah radhiyallahu
'anha, ia berkata : Saya dahulu biasa makan bubur bersama Nabi shallallahu
'alaihi wasallam.” (HR. Bukhari)
Dari Aisyah radhiyallhu 'anha, ia berkata : “Aku
biasa minum dari gelas yang sama (dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam ) bahkan ketika haidh, lalu Nabi mengambil gelas tersebut dan
meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum.” (HR
Abdurrazaq).Demikian
pula dalam riwayat imam Muslim Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah
minum di gelas yang digunakan Aisyah dan beliau juga pernah makan daging yang
pernah digigit Aisyah.” (HR Muslim)
4.
Suami menyuapi istri
Dari Saad bin Abi Waqosh
radhiyallahu 'anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda : “Dan sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu
adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu.“
(Mutafaqun ‘Alaih)
Apabila seorang isteri
makan bersama suaminya dan suami menyuapi makanan tersebut ke mulut isterinya,
niscaya ia akan mendapatkan pahala dan hal itu akan memperkokoh kecintaan
isterinya. Sesuatu yang tidak bisa dipungkiri, bahwa saling menyuapi dapat
menguatkan jalinan kasih sayang antara suami dan isteri.
5.
Berlemah lembut,
melayani dan memanjakan istri sakit
Diriwayatkan oleh Aisyah
radhiyallahu 'anha, nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang
penyayang lagi lembut. Beliau orang yang paling lembut dan banyak menemani
istrinya yang sedang mengadu atau sakit. (Mutafaqun ‘Alaih)
6.
Bersenda gurau,bermain
untuk membangun kemesraan
Dari Zaid bin Tsabit, ia
berkata tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : “Beliau orang
yang suka bercanda dengan istrinya.” (HR Bukhari)Aisyah dan Saudah pernah
saling melumuri muka dengan makanan. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
tertawa melihat tingkah keduanya. Umul Mukminin
Aisyah Menceritakan : “Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah dalam
sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping. Beliau
memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Mereka pun berangkat
mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku, “Kemarilah! sekarang kita
berlomba lari.” Aku pun meladeninya dan akhirnya aku dapat mengungguli beliau.
Beliau hanya
diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada kesempatan lain, ketika aku sudah
agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau memerintahkan
rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Kemudian beliau menantangku berlomba
kembali. Dan akhirnya beliau dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya
berkata, “Inilah penebus kekalahan yang lalu!” (HR. Ahmad)
7.
Memberi hadiah
Dari Ummu Kaltsum binti
Abu Salamah, ia berkata, “Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikah
dengan Ummu Salamah (ibunya), beliau bersabda kepadanya, Sesungguhnya aku
pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan
beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata Raja Najasyi telah
meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika hadiah itu
memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu.”
Ia (Ummu Kultsum)
berkata, “Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, dan hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau,
lalu beliau memberikan kepada masing-masing istrinya satu botol minyak kasturi,
sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu
Salamah.” (HR Ahmad)
8.
Tiduran di pangkuan
istri
Dari ‘Aisyah, ia
berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasa meletakkan kepalanya di
pangkuanku walaupun aku sedang haidh, kemudian beliau membaca al-Qur’an.” (HR
‘Abdurrazaq)
9.
Mengajak istri makan di
luar
Anas radhiyallahu 'anhu
menceritakan bahwa ada tetangga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
-seorang Persia- sangat pandai membuat masakan gulai. Pada suatu hari dia
membuatkan masakan gulai yang enak untuk Rasulullah n. Lalu dia datang menemui
Rasululiah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengundang makan beliau. Beliau
bertanya: “Bagaimana dengan ini? (maksudnya Aisyah).” Orang itu menjawab:
“Tidak.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: “(Kalau begitu) aku
juga tidak mau.” Orang itu kembali mengundang Rasulullah,,,,,, ,,,,,,,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali bertanya: “Bagaimana dengan
ini?” Orang itu menjawab: “Tidak.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
kembali berkata: “Kalau begitu, aku juga tidak mau.”
Tidak lama kemudian,
orang itu kembali mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau
kembali bertanya: “Bagaimana dengan ini?” Pada yang ketiga kalinya ini orang
Persia itu mengatakan: “Ya.” Akhirnya mereka bangun dan segera berangkat ke
rumah laki-laki itu.” (HR Muslim)
10.
Mengajak istri jika
hendak ke luar kota.
Aisyah berkata :
“Biasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila ingin melakukan suatu
perjalanan, beliau melakukan undian di antara para istrinya. Barangsiapa yang
keluar nama/nomor undiannya, maka dialah yang ikut pergi bersama beliau.” (HR
Bukhari dan Muslim)
11.
Menghibur diri bersama
istri ke luar rumah (entertainment)
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata: “Pada
suatu hari raya orang-orang berkulit hitam mempertontonkan permainan perisai
dan lembing. Aku tidak ingat apakah aku yang meminta atau Nabi shallallahu
'alaihi wasallam sendiri yang berkata padaku : ‘Apakah engkau ingin
melihatnya?’Aku menjawab: ‘Ya.’ Lalu beliau menyuruhku berdiri di belakangnya.
Pipiku menempel ke pipi beliau. Beliau berkata : ‘Teruskan permainan kalian,
wahai Bani Arfidah (julukan orang-orang Habsyah)!’ Hingga ketika aku sudah
merasa bosan beliau bertanya: ‘Apakah kamu sudah puas?’Aku jawab: ‘Ya.’ Beliau
berkata : ‘Kalau begitu, pergilah!.” (HR Bukhari dan Muslim)
12.
Suami mengantar istri
Kadang banyak dari kita
malas mengantar istri kita bepergian. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana
jika istri saya keluar rumah sendirian, ada masalah di jalan dia kebingungan.
Shafiyyah, istri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, menceritakan bahwa dia datang mengunjungi
Rasulullah ketika beliau sedang melakukan i’tikaf pada hari sepuluh yang
terakhir dari bulan Ramadhan. Dia berbicara dekat beliau beberapa saat,
kemudian berdiri untuk kembali. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga ikut
berdiri untuk mengantarkannya.”
Dalam riwayat lain
diceritakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di masjid.
Di samping beliau ada para istri beliau. Kemudian mereka pergi (pulang). Lantas
Nabi berkata kepada Shafiyyah "Jangan terburu-buru, agar aku dapat pulang
bersamamu.” (HR Bukhari dan Muslim)
13.
Suami istri berjalan dimalam hari
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam datang pada malam hari, kemudian beliau mengajak Aisyah
berjalan-jalan dan berbincang-bincang (HR Muslim)
14.
Panggilan khusus pada
istri
Di antara
keelokan budi pekerti Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan keharmonisan rumah tangga beliau
ialah memanggil istri-istrinya dengan panggilan kesayangan. Dan beliau sering
mengabarkan kepada istri-istrinya berita yang menggembirakan bahkan membuat jiwa
serasa melayang-layang.
Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam juga memanggil Aisyah dengan Humairah artinya yang kemerah-merahan
pipinya. Terkadang beliau juga suka memanggil sebutan “aisy/aisyi”, dalam
culture arab pemenggalan huruf terakhir menunjukan panggilan manja/tanda
sayang. Mungkin serupa dengan kata 'sayang' yang terkadang diucapkan
'Ayang'.
Aisyah
radhiyallahu 'anha menuturkan, “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya, ‘Wahai ‘Aisy (panggilan kesayangan
‘Aisyah), Malaikat Jibril ‘alaihissalam tadi menyampaikan salam buatmu.”
(Muttafaq ‘alaih)
15.
Memberi sesuatu yang
menyenangkan istri
Dari Said bin Yazid,
bahwa ada seorang wanita datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
kemudian Nabi bertanya kepada ‘Aisyah : “Wahai ‘Aisyah, apakah engkau kenal
dia?” ‘Aisyah menjawab: “Tidak, wahai Nabi Allah.” Lalu, Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: “Dia itu Qaynah dari Bani Fulan, apakah kamu mau ia
bernyanyi untukmu?”, maka kemudian bernyanyilah qaynah itu untuk ‘Aisyah. (HR.
An Nasa’i)
16.
Memperhatikan perasaan
istri
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya ketika seorang suami memandang
istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allah memandang mereka dengan
penuh rahmat, manakala suaminya merengkuh telapak tangan istrinya dengan mesra,
berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya.” (HR Maisarah dari
Abu Sa’id Alkhudzri )
17.
Segera menemui istri
jika tergoda.
Dari Jabir, sesungguhnya
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Wanita, kalau menghadap, ia
menghadap dalam rupa (godaan) setan. Bila seseorang di antara kamu melihat
seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi istrinya, karena pada diri
istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu.” (HR Tirmidzi)
18.
Membantu pekerjaan rumah
tangga
Umul Mukminin Aisyah pernah
ditanya : “Apa yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di rumahnya?”
Aisyah menjawab: “Beliau ikut membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya.” (HR
Bukhari)
19.
Mendinginkan kemarahan
istri dengan mesra
Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam biasa memijit hidung Aisyah jika ia marah dan beliau berkata, “Wahai ‘Aisy,
bacalah do’a: ‘Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku,
hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang
menyesatkan.” (HR. Ibnu Sunni)
Aisyah radhiyallahu
'anha berkata,“Aku biasa mandi berdua bersama n dari satu bejana.” (HR.
Al-Bukhari)
21.
Disisir istri
Dari ‘Aisyah
radhiyallahu 'anha, ia berkata, “Saya biasa menyisir rambut Rasulullah n.” (HR
Ahmad)
22.
Makan dan minum
bergantian pada tempat yang sama
Dari ‘Aisyah, dia berkata,
“Saya biasa minum dari mug yang sama ketika haidh, lalu Nabi mengambil muk
tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya, lalu
beliau minum, kemudian saya mengambil muk, lalusaya menghirup isinya, kemudian
beliau mengambilnya dari saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya
meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya.” (HR ‘Abdurrazaq)
Sedangkan dalam riwayat
yang lain, Aisyah berkata, “Suatu ketika aku minum, dan aku sedang haidh,
lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain
aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan
memakannya tepat di tempat aku memakannya.” (HR. Muslim)
23.
Membelai istri
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tidak melewatkan kesempatan sedikit pun kecuali beliau
manfaatkan untuk membahagiakan dan menyenangkan hati istri melalui hal-hal yang
dibolehkan.
Aisyah mengatakan
“Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengelilingi kami semua
(istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai kami meskipun
tidak mencampuri kami.” (HR Ahmad)
Demikian sekelumit
gambaran romantisme junjungan kita dalam rumah tangganya. Semoga risalah yang
singkat ini mampu memberikan suasana baru dalam kehidupan rumah tangga kita.
Amin.
“Dan
bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai
sesuatu dari mereka maka bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa: 19)